Visit Galnas, Galeri Nasional Indonesia

Setelah sekian tahun tinggal di Ibu Kota Jakarta bagian timur, 24 Juli 2022 adalah kali pertama kami mengunjungi Galeri Nasional Indonesia yang beralamat di Jalan Medan Merdeka Timur No. 14 Jakarta Pusat. Lokasinya cukup mudah dicari apalagi dengan berbekal google map. Relatif cukup dekat dari Stasiun Gambir dan Monumen Nasional (Monas).

Galeri Nasional Indonesia sering disebut secara ringkas sebagai Galnas, atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai National Gallery of Indonesia.

Galnas sendiri adalah sebuah lembaga budaya negara yang berupa museum seni rupa modern dan kontemporer. Ketika memasuki area galnas kita mendapati beberapa gedung yang berfungsi antara lain sebagai tempat pameran dan perhelatan seni rupa Indonesia dan mancanegara. Gedung ini merupakan institusi milik pemerintah di bawah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Selain gedung pameran, Galnas terdapat Musala yang cukup luas dan bersih, pengunjung dapat menghabiskan waktu cukup lama di Galnas tanpa khawatir jauh mencari tempat beribadah. Area parkir kendaraan pun cukup luas baik kendaraan roda empat dan roda dua yang dilengkapi dengan pengawasan kamera cctv. Pengalaman yang tak terlupakan dari kunjungan kali pertama kami ini adalah ketika tas tertinggal di kendaraan, tim security melakukan pengamanan sehingga tak satupun ada barang yang hilang. Kami sangat senang dan sangat berterima kasih kepada Bapak-Bapak Security yang sangat baik hatinya yang bertugas di Galnas saat itu.

Dilansir dari wikipedia, Fungsi Galeri Nasional Indonesia adalah melaksanakan pengkajian, pengumpulan, registrasi, perawatan, pengamanan, pameran, kemitraan, layanan edukasi dan publikasi karya seni rupa. Fungsi utamanya adalah melindungi, pengembangan, dan pemanfaatan asset kesenian (seni rupa) sebagai fasilitas pendidikan dan kebudayaan.

Saat kami berkunjug, Galnas tengah mengadakan Pameran Ragam Flora Indonesia #3 bertajuk “Botanical Art: Evoking the Beauty of Science” yang berlansung pada 8 Juli – 8 Agustus 2022 dari pukul 10.00-19.00 WIB di Gedung D yang diselenggarakan oleh Indonesian Society of Botanical Artist @idsba yang berdiri sejak November 2017.

Mendengar istilah “Seni Botani” memang masih asing bagi kebanyakan orang di Indonesia. Wajar, karena usia seni botani di indonesia memang masih “muda” bila dibanding seni botani di negara-negara Eropa. Seniman dan ilustrator botani di Indonesia pun belum banyak jumlahnya.

Ada sebanyak 58 karya senirupa yang disajikan oleh 37 seniman botani. Pameran ini menunjukkan satu hal, bahwa seni bisa dihasilkan dari akurasi yang digambarkan secara detil oleh para seniman botani. Setiap detail itu harus akurat secara ilmiah botani, dan memiliki nilai estetika yang mampu menggetarkan hati orang melukis maupun yang melihatnya.

Selain karya lukisan, terdapat beberapa caption indah yang menjadi wall lettering di dinding pameran diantaranya:

“Lukisan botani menyajikan sebuah drama tentang tumbuhan di bumi ini – yang perlu kita kenal, akrabi, pedulikan keberlanjutan hidupnya. Keberlanjutan bumi ini adalah tanggungjawab kita semua”

– Jenny A. Kartawinata

 

“Bagi seniman botani keakrabannya dengan tumbuhan terekam seperti sebuah pengalaman pribadi tentang sebuah kunjungan dua orang sahabat yang bersantai melewatkan waktu nyaman bersama dalam lingkungan alami”

– Jenny A. Kartawinata

 

“I paint flowers so they will not die”
– Frida Kahlo

 

photo by @elviranandias

Galnas juga tengah menyelenggarakan Pameran Tunggal Joko Kisworo, salah satu seniman besar Tanah Air yang selama ini dikenal dengan gaya sketsa, khususnya dalam pendekatan terhadap abstraksi. Pameran ini bertajuk “Begja: Bahagia Melalui Katarsis” yang berlangsung pada 23 Juli – 19 Agustus 2022 dari pukul 10.00-19.00 WIB di Gedung B.

Berikut cuplikan acara pembukaan pamerannya:

 

Dalam Pameran ini Joko kisworo menyajikan Ribuan lukisan abstrak berbentuk persegi dan berukuran kecil tersusun sangat rapi, nyaris menutupi dinding bangunan. Kurang lebih ada 15.000 unit karya dengan media kertas berukuran 8 x 11 cm dan lukisan abstrak berukuran sangat besar memenuhi dinding ruang pameran.

photo by ann.serufo.com

 

photo by @elviranandias

Karya-karya dalam pameran ini merupakan buah perenungan, pemikiran, pengalaman, dan perasaan Joko dan napak tilas dari proses kehidupannya. Karya-karyanya menggambarkan ‘hiruk-pikuk’ Joko dalam berkesenian yang merupakan suatu proses menuju arti hidup bahagia menuju pada jati dirinya dengan mendalami dan menekuni ajaran Ki Ageng Suryo Mentaram, seorang filsuf jawa yang bersal dari seorang bangsawan yang keluar dari tembok istana dan menjalani hidup seperti rakyat pada umumnya dengan bekerja sebagai pedagang ikat pinggang, penggali sumur, dan petani di daerah Bringin, Salatiga mengenai “Begja” hidup bahagia. Dia memulai dari apa yang ada dan sehari hari ada di sekitarnya, dengan cara sederhana dan mudah dilakukan. Ia belajar dan terus berproses dengan penuh kesadaran dan rasa syukur mendalam.

photo by @elviranandias

Selain Karya Katarsis, disuguhkan juga seri 70 buah karya yang dikerjakan menggunakan material akrilik dan tinta cina pada kertas berukuran 13,5 x 36,5 cm yang menjadi bagian dari 2.400-an karya yang bisa diselamatkan dari musibah banjir Jakarta tahun 2015. Karya itu berjudul “Yang Tersisa”.

Karya-karya yang tersisa ini adalah sebuah investasi sejarah intelektual yang abadi dan sekaligus doa-doa yang tersisa untuk Jakarta agar fenomena banjir tidak terjadi lagi.

 

Selain pameran-pameran tersebut, pengunjung dapat juga meikmati karya seni Koleksi Galeri Nasional Indonesia pada Pameran Tetap yang dibuka dari pukul 10.00-16.00 WIB di Gedung B. Registrasi dapat dilakukan secara online atau dapat juga datang secara langsung dan mengisi formulir kunjungan di lokasi registrasi pengunjung.

 

Batavia : Musium Bahari

Kesempatan kali ini saya mengunjungi Museum Bahari yang berlokasi di Jalan Pasar Ikan No. 1 Sunda Kelapa, Jakarta Barat. Jam kunjung museum adalah 09.00 – 15.00 WIB, dari Selasa hingga Minggu. Pada hari libur sekolah, museum tetap dibuka.

 

kiri: VOC galangan , tengah : museum bahari , kanan : sungai

Museum Bahari adalah museum yang menyimpan koleksi yang berhubungan dengan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke yang berlokasi di seberang PelabuhanSunda Kelapa. Museum adalah salah satu dari delapan museum yang berada di bawah pengawasan dari Dinas Kebudayaan Permuseuman Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Pada masa pendudukan Belanda bangunan ini dulunya adalah gudang yang berfungsi untuk menyimpan, memilih dan mengepak hasil bumi, seperti rempah-rempah yang merupakan komoditi utama VOC yang sangat laris di pasaran Eropa. Bangunan yang berdiri persis di samping muara Ci Liwung ini memiliki dua sisi, sisi barat dikenal dengan sebutan Westzijdsche Pakhuizen atau Gudang Barat (dibangun secara bertahap mulai tahun 16521771) dan sisi timur, disebut Oostzijdsche Pakhuizen atau Gudang Timur. Gudang barat terdiri dari empat unit bangunan, dan tiga unit di antaranya yang sekarang digunakan sebagai Museum Bahari. Gedung ini awalnya digunakan untuk menyimpan barang dagangan utama VOC di Nusantara, yaitu rempah, kopi, teh, tembaga, timah, dan tekstil.

Pada masa pendudukan Jepang, gedung-gedung ini dipakai sebagai tempat menyimpan barang logistik tentara Jepang. Setelah Indonesia Merdeka, bangunan ini dipakai oleh PLN dan PTT untuk gudang. Tahun 1976, bangunan cagar budaya ini dipugar kembali, dan kemudian pada 7 Juli 1977diresmikan sebagai Museum Bahari.

Koleksi-koleksi yang disimpan terdiri atas berbagai jenis perahu tradisional dengan aneka bentuk, gaya dan ragam hias, hingga kapal zaman VOC. Selain itu ada pula berbagai model dan miniatur kapal modern dan perlengkapan penunjang kegiatan pelayaran. Juga peralatan yang digunakan oleh pelaut di masa lalu seperti alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar dan meriam.

Museum Bahari juga menampilkan koleksi biota laut, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia dan aneka perlengkapan serta cerita dan lagu tradisional masyarakat nelayan Nusantara.

 

Museum ini juga menampilkan matra TNI AL, koleksi kartografi, maket Pulau Onrust, tokoh-tokoh maritim Nusantara serta perjalanan kapal KPM Batavia – Amsterdam.

Di bagian lain, terdapat juga sepetak kolam kecil yang berisi ikan “cethul”. terapi gigitan ikan ini dipercaya dapat memberikan sensasi dan manfaat untuk kesehatan.

Saya menyayangkan perawatan musium ini sepertinya kurang serius, terdapat beberapa tempat yang terlihat kurang bersih dan perlu diperbaiki agar terpelihara sampai generasi mendatang.

     

 referensi tulisan : wikipedia.co.id

foto : anjarn

Bebek – Galery Salihara – Pergelaran Wayang Di Museum Fatahillah

Hiburan malam di ibukota sangat beragam. Semalam, 14-2-2012 bez beserta 7 orang gundul lainnya mencoba menjelajahi kota padat penduduk ini. Sekitar pukul 19.30 kami berangkat untuk mencicipi kuliner bebek goreng di rawamangun. Kami harus mengantri dan berebut meja kursi karena banyaknya pembeli. Bila anda tidak suka pedas, sebaiknya jangan coba2 karena bebek yang disajikan disini merupakan makanan yang sangat jahat. Bisa dibilang setara dengan oseng-oseng mercon yang pernah saya cicipi di yogyakarta, bedanya rasa pedas bebek goreng ini lebih dikarenakan banyaknya merica dalam bumbu rempahnya (disebut sambal dadak). 
Kalau dirasakan, daging bebek itu lebih gurih dibandingkan daging ayam. Hati-hati… daging bebek termasuk makanan berkolesterol tinggi. Daging bebek diolah sedemikian rupa sehingga bau amis dan rasa garing renyahnya demikian terasa saat digigit….kresss. Puncaknya adalah si sambal dadakan itu….hhooaaasshhh….. Salah seorang diantara kami (si capoera) pun terpaksa harus mandi keringat dan berlinang air mata.

Perjalanan dilanjutkan, kami kemudian mengunjungi acara pameran seni rupa “Domestic Stuff” di galery Salihara. Pameran yang dikuratori oleh Mella Jaarsma seorang perupa dan kurator kelahiran Belanda yang menetap di Yogyakarta ini menyuguhkan karya2 dari 7 orang seniman yaitu Lydiawati Lim, Melati Suryodarmo, Maria Indriasari, Ariani Darmawan, Sekarputri, Restu Ratnaningtyas, Mie Cornoedus. Pameran yang terbuka untuk umum ini berlangsung dari 14 April—06 Mei 2012. Bagi masyarakat yang ingin ke sana bisa datang Senin-Sabtu: 11:00—20:00 WIB dan Minggu: 11:00—15:00 WIB.


Karya-karya terkonsep matang, bercerita mengenai wilayah domestik dengan segala dimensi dan isu yang melingkupinya, yakni pengalaman domestik tiap seniman ketika berkenaan dengan isu yang lebih luas seperti lingkungan hidup, identitas, sejarah, dan sebagainya; serta konstelasi dari beragam hal yang privat ketika bersanding dengan perkembangan publik.

 

Puas menikmati karya serta berbincang2 dengan pengurus galeri dan beberapa kawan dari KMPF UNJ yang kami temui di galeri salihara, kami kemudian meluncur ke kotatua, menyaksikan semarak HUT ke-42 Pos Kota yakni pertunjukan wayang yang menampilkan tiga dalang kondang di halaman Museum Fatahillah, Kota, Jakarta Barat. masing-masing Ki Widodo Wilis dengan lakon “durno gugur”,  Ki Anom Dwijo Kangko “kumbokarno gugur” dan Ki Suryanto Purbo “karno gugur”.

Penonton tumpah ruah karena selain tontonan wayang gratis, ada doorprize sebuah mobil mercy second, 2 unit sepeda motor, 10 unit sepeda dan puluhan hadiah lainnya bagi penonton yang beruntung, dan sayangnya itu bukan kami :D.

Bagi yang gemar wayang, ini ada informasi jadwal pakeliran berikutnya, semoga bermanfaat:

Jadwal pakeliran s/d desember 2012:

16 April 2012 – Ki Wartoyo – Lokasi di Tabang, Karangkendal, Musuk, Boyolali, Jateng

17 April 2012 – Ki Wartoyo – Lokasi di Pilangbangu, Unggur, Mojogedang, Karanganyar, Jateng

19 April 2012 – Ki Sambowo Agus Herianto – Lakon Wahyu Purbaningrat – Lokasi di TMII, Jakarta Timur – Wayangan HUT TMII 37

19 April 2012 – Nyi Kenik Asmorowati – Lakon Sang Drupadi – Lokasi di pendapa rumah dinas Bupati Semarang, Jl. Asmara, Ungaran, Jateng – Wayangan Pelantikan DPD-DPC Ika UNNES

20 April 2012 – Ki Manteb Soedarsono – Lakon Banjaran Srikandi – Lokasi Lapangan Blok S, Jakarta Selatan

20 April 2012 – Ki Warseno Slank – Lokasi Kantor Pusat Bank DKI, Jl. H. Djuanda III No.7-9, Jakarta Pusat – Wayangan HUT Bank DKI 51, bintang tamu Marwoto, Yati pesek dkk

21 April 2012 – Ki Seno Nugroho – Lokasi di Kledokan, Caturtunggal, Yogyakarta

21 April 2012 – Ki Wartoyo – Lokasi di Germoyo, Musuk, Boyolali, Jateng

25 April 2012 – Ki Anom Suroto + Ki Bayu Aji – Lokasi di Nganjuk, Jatim

26 April 2012 – Ki Sigid Ariyanto – Lokasi di PG.Rejosasi Gorang Gareng,Takeran, Magetan, Jatim

27 April 2012 – Ki Joko Purwanto – Lakon Sri Mulih – Lokasi di Sri Gading, Lampung Timur

27 April 2012 – Ki Wartoyo – Lokasi di Angen, Jemowo, Musuk, Boyolali, Jateng

27 April 2012 – Pentas Wayang Betawi – Ki Sukar Pulung – Lakon Gatotkaca Kembar – Lokasi di Bentara Budaya Jakarta

28 April 2012 – Ki Anom Suroto + Ki Bayu Aji – Lokasi Balai Kota Magelang, Jateng

30 April 2012 – Ki Anom Suroto + Ki Bayu AJi – Lokasi di Balai Kota Madiun, Jatim

1 Mei 2012 – Ki Wartoyo – Lokasi di Sambirejo, Nglanjaran, Musuk, Boyolali, Jateng

3 Mei 2012 – Ki Manteb Soedarsono – Lakon Banjaran Donopati/Bedah Lokapala – Lokasi di Halaman Radio RKM, Jl. Lembah III/100 Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan

4 Mei 2012 – Ki Manteb Soedarsono – Lakon Sesaji Rajasuya – Lokasi di Kampus VEDC, JL.TELUK MANDAR (Timur Terminal Arjosari ) MALANG, Jatim

5 Mei 2012 – Ki Riyun Sasongko dari Banjarnegara – Lakon Wiratha Parwa – Lokasi di Gedung Rumentang Siang, Bandung – Wayangan Ultah Sanggar Adi Budaya, Pimp. Bapak Adi Wijaya

5 Mei 2012 – Ki Mus Mujiono (dari Ponorogo) – Lakon Basukarno – Lokasi di Taman Budaya Jawa Timur, Jl. Genteng Kali 85 Surabaya

6 Mei 2012 – Ki Catur Nugroho – Lokasi di Dungmiri, Mantingan, Ngawi, Jatim

12 Mei 2012 – Ki Wartoyo – Lokasi dii Gombol, Ampel, Boyolali, Jateng

13 Mei 2012 – Ki Wartoyo – Lokasi di Jembrangan, Guli, Nogosari, Boyolali, Jateng

15 Mei 2012 – Ki Wartoyo – Lokasi di Ngesep, Wonokeling, Jatioso, Karanganyar, Jateng

18 Mei 2012 – Ki Anom Suroto & Ki Bayu Aji – Lokasi di Universitas Negeri Yogyakarta

19 Mei 2012 – Ki Manteb Soedarsono – Lakon Semar Mbangun Jiwo – Lokasi Museum Keprajuritan TMII, Jakarta Timur

24 Mei 2012 – Ki Wartoyo – Lokasi di Kowang, Gargotirto, Sumberlawang, Sragen, Jateng

26 Mei 2012 – Ki Anom Suroto + Ki Bayu Aji – Lokasi di Tugu Api TMII, Jakarta Timur – Wayangan rutin UNINDRA

26 Mei 2012 – Ki Kukuh Bayu Aji – Lokasi Perumahan Dasana Indah, Karawaci, Tangerang

3 Juni 2012 – Ki Wartoyo – Lokasi di Padas, Ngebung, Kalijambe, Sragen, Jateng

9 Juni 2012 – Ki Wartoyo – Lokasi di Bakalan, Bendosari, Sukoharjo, Jateng

9 Juni 2012 – Ki Blego Ardianto (dari Gresik) – Lakon Sesaji Sekar Tenggek Ludiri Ireng Cemani – Lokasi Taman Budaya Jawa Timur, Jl. Genteng Kali 85 Surabaya

10 Juni 2012 – Ki Wartoyo Lokasi di Klerong, Jatipuro, Karangnyar, Jateng

16 Juni 2012 – Ki Wartoyo – Lokasi di Bungkus, Jatiroyo, Jatipuro, Karanganyar, Jateng

20 Juni 2012 – Ki Manteb Soedarsono – Lokasi Markas Kemenangan Hidayat & Didik, Jl. Warung Buncit, Jakarta Selatan

26 Juni 2012 – Ki Wartoyo – Lokasi di Jatimulyo, Kedungjeruk, Mojogedang, Sragen, Jateng

5 Juli 2012 – Ki Wartoyo – Lokasi di Markas Brigadir Infantri, Palur, Solo, Jateng

7 Juli – Ki Wartoyo, Tugu, Cawas, Klaten, Jateng

9 Juli 2012 – Ki Wartoyo – Lokasi di Jatirejo, Jumapolo, Karanganyar, Jateng

12 Juli 2012 – Ki Wartoyo – Lokasi di Pilambango, Munggur, Mojogedang, Sragen, Jateng

14 Juli 2012 – Ki Aditya Kresna (dari Madiun) – Lakon Wiratha Parwa – Lokasi di Taman Budaya Jawa Timur, Jl. Genteng Kali 85 Surabaya

17 Juli 2012 – Ki Wartoyo – Lokasi di Mento, Wonogiri, Jateng

1 September 2012 – Ki Sigit Setyawan, S.Sn (dari Pacitan) – Lakon Wisanggeni Krama – Lokasi di Taman Budaya Jawa Timur, Jl. Genteng Kali 85 Surabaya

6 Oktober 2012 – Ki Dwi Arto Yuwono (dari Banyuwangi) – Lakon Bale Sigala Gala – Lokasi di Taman Budaya Jawa Timur, Jl. Genteng Kali 85 Surabaya

3 Nopember 2012 – Ki Arin Witjaksono (dari Mojokerto) – Lakon Tumuruning Mustika Rukmi – Lokasi di Taman Budaya Jawa Timur, Jl. Genteng Kali 85 Surabaya

14 Nop 2012 – Ki H. Joko Sunarno – Lakon Banjaran Sengkuni – Lokasi di garasi P.O. Haryanto, Jl. Jati Ngembal Kulon, Kudus, Jateng

22 Desember 2012 – Ki Wartoyo – Lokasi di Roro Jonggrang, Manyaran, Semarang Barat, Jateng (rumah dinas wali kota Semarang)

Dufan

Dufan, dunia fantasi, asyik banget nih disini, maen tabrak2 an, liad istana boneka, ngikutin kisah rama shinta, terjundari ketinggian dll smuanya ada, dari yang nyenengin pe yang berbahaya buat yang jantungan.
Pengalaman lucu waktu dirumah cermin, ma temen2 beradu bakat, pake stop watch, masuk satu2, yang paling cepet bisa keluar yang menang, giliranku masuk bingung gak ketulungan, kuliad da celah karena cermin yang keliatan longgar, kukira pintu keluar, sdikit kutarik agak keras, kutarik lagi..” kratak!!” lepas tu cermin, dibalik cermin cuma ada papan kayu, busyet ini sih bukan pintu keluar,, buru2 dah aku manuver badan, ngumpet, takut klo da petugas yang liad klo aku yang nambah parah kondisi tu cermin, beruntung nemu pintu kluar,, dengan prasaan dag dig dug, kabur dah..
lebih lanjut tentang dufan klik aja nih http://www.ancol.com/default.php?lang=indo

Taman Mini Indonesia Indah

maskotnya indonesia nih,,, taman ini kayak rangkumannya indonesia dari sabang sampe merauke. Pertama kali berkunjung ke tempat ini saat SMP. baru kemudian di tahun 2012 saya berkesempatan berkunjung kembali ke tempat ini. 
 

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat 26 provinsi Indonesia (pada tahun 1975) yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, seta menampilkan aneka busana, tarian dan tradisi daerah. 
Disamping itu, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di tengahnya, kereta gantung, berbagai museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan Teater Tanah Airku), berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai salah satu kawasan wisata terkemuka di ibu kota.