Memperbaiki Hard Disk dengan CHKDSK

Salah satu penyebab dari komputer sering hang, komputer restart sendiri dan terjadinya tampilan bluescreen adalah terdapatnya masalah / kerusakan pada hardisk komputer. Selain faktor usia (lifetime) yang dapat mempengaruhi performa dari hardisk, kerusakan ini diantaranya disebabkan karena sering dimatikannya komputer tanpa perintah shutdown dan karena gangguan pada aliran listrik seperti matinya listrik secara tiba-tiba atau terjadinya lonjakan pada tegangan listrik seperti yang biasa terjadi ketika adanya petir saat hujan. begitu pula pada perangkat hardisk external yang tercabut secara tidak sengaja atau langsung dicabut tanpa melakukan perintah eject atau safety remove terlebih dahulu. Saat disambungkan lagi bisa saja partisi hardisk tidak

Kali ini saya akan berbagi informasi mengenai Cara Memperbaiki Hardisk menggunakan Perintah Checkdisk/ CHKDSK.EXE

CHKDSK (singkatan dari Checkdisk) merupakan salah satu perintah di dalam sistem operasi DOS dan Microsoft Windows (keluarga Windows NT) yang mampu melakukan verifikasi integritas sistem berkas yang disimpan di dalam floppy disk atau hard disk. Normalnya, CHKDSK tidak akan melakukan pengecekan terhadap bad sector atau bahkan mampu mengoreksi kesalahan sistem berkas tersebut. Agar CHKDSK mampu mengoreksi kesalahan, pengguna harus menspesifikasikan parameter /F, sementara itu untuk melakukan pengecekan dan penandaan terhadap bad sector, parameter /R harus dispesifikasikan. CHKDSK yang dimiliki oleh sistem operasi Windows NT, Windows 2000, Windows XP, Windows Server 2003, dan Windows Vista mampu melakukan pengecekan permukaan cakram untuk mencari adanya bad sector. CHKDSK juga dapat mengoreksi kesalahan.

Menggunakan comand prompt

Pada tampilan Command Prompt ketik perintah: CHKDSK D:
Perintah tersebut akan menjalankan CHKDSK pada Drive D dalam mode read-only.
Ketikkan perintah: CHKDSK D:/F
Perintah tersebut digunakan untuk merepair error tanpa melakukan scanning bad sector.
Ketikkan perintah: CHKDSK D:/R
Perintah tersebut digunakan untuk merepair error, menemukan bad sector dan me-recover data.

Selain itu kita bisa juga menggunakan windows explorer. Urutan penggunaan CHKDSK versi GUI adalah sebagai berikut:

Buka My Computer
Klik kanan pada volume (hard disk) atau disket yang hendak dipindai dan dicari kesalahan integritas sistem berkas di dalamnya.
Klik Properties.
Buka tab Tools.
Tekan tombol Check Now… di dalam kotak Error-checking.
Pada kotak dialog yang keluar, beberapa checkbox mengizinkan beberapa fungsionalitas yang sama dengan perintah CHKDSK versi command-line, dengan parameter /R dan /F.

Jendela Check disk option akan tampil.

Untuk menjalankan Chkdsk pada mode read-only mode, klik Start.
Untuk merepair error pada file system, check Automatically fix file system errors,
Untuk merepair error, menemukan bad sector dan me-recover data pilih Scan for and attempt recovery of bad sector.

kita juga dapat mencentang kedua pilihan tersebut apabila diperlukan.
Apabila muncul pesan : Chkdsk cannot run because the volume is in use by another process. Chkdsk may run if this volume is dismounted first. ALL OPENED HANDLES TO THIS VOLUME WOULD THEN BE INVALID. Would you like to force a dismount on this volume? (Y/N) ketik Y dan Enter.

Apabila muncul pesan: Chkdsk cannot run because the volume is in use by another process. Would you like to schedule this volume to be checked the next time the system restarts? (Y/N) Ketik Y, dan ENTER lalu restart komputer untuk menjalankan Scandisk.
Untuk memperbaiki hardisk menggunakan utility Checkdisk/perintah CHKDSK ini ada beberapa metode yang bisa kita lakukan, yaitu:
Apabila komputer masih bisa booting dan login ke windows maka kedua cara untuk menjalankan CHKDSK.EXE tersebut diatas (melalui command prompt maupun Windows Explorer) dapat kita lakukan.

Apabila Hardisk tidak bisa booting, maka kita harus mengambil hardisk tersebut dan memasangnya pada komputer yang lain, baru kemudian menjalankan perintah Checkdisk/CHKDSK.

Menggunakan CD Setup Windows dan jalankan perintah CHKDSK melalui Menu Recovery Console..
Ketika menggunakan Windows Recovery Console, perintah CHKDSK mirip dengan melalui comand prompt. CHKDSK memiliki dua parameter berikut yang dapat digunakan:

/F: Melakukan pengecekan secara menyeluruh dan mencoba untuk memperbaiki kesalahan yang ditemukan.
/R: Mencari bad sector dan mencoba untuk menyelamatkan informasi yang masih bisa dibaca dari bad sector tersebut.

Catatan: Jika pengguna menggunakan opsi /R, maka /F juga telah digunakan secara otomatis, sehingga penggunaan /R merupakan opsi terlengkap jika hendak melakukan penyelamatan data dari bad sector pada drive. Saat CHKDSK dijalankan tanpa argumen, perintah tersebut hanyalah mengecek drive yang bersangkutan.

Menggunakan CD UBCD4WIN. Caranya klik Start – Program – Disk Tools – Diagnostic, klik Check Disk.

blasting

Beberapa istilah dalam peledakan :
  1. Peledakan bias (refraction shooting) merupakan Peledakan di dalam lubang atau sumur dangkal untuk menimbulkan getaran guna penyelidikan geofisika cara seismik bias.
  2. Peledakan bongkah (block holing) merupakan Peledakan sekunder untuk pengecilan ukuran bongkah batuan dengan cara membuat lobang tembak berdiatemeter kecil dan diisi sedikit bahan peledak
  3. Peledakan di udara (air shooting) merupakan Cara menimbulkan energi seismik di permukaan bumi dengan meledakkan bahan peledak di udara
  4. Peledakan lepas gilir (off-shift blasting) merupakan Peledakan yang dilakukan di luar jam gilir kerja
  5. Peledakan lubang dalam (deep hole blasting) merupakan Cara peledakan jenjang kuari atau tambang terbuka dengan menggunakan lubang tembak yang dalam disesuaikan dengan tinggi jenjang
  6. Peledakan parit (ditch blasting) merupakan Proses peledakan dalam pembuatan parit
  7. Peledakan teredam (cushion blasting)merupakan Cara peledakan dengan membuat rongga udara antara bahan peledak dan sumbat ledak atau membuat lubang tembak yang lebih besar dari diameter dodol sehingga menghasilkan getaran yang relatif lembut
Bahan Peledak
Bahan peledak yang dimaksudkan adalah bahan peledak kimia yang didefinisikan sebagai suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, atau campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.
Panas dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan tersebut sekitar 4000° C. Adapun tekanannya, menurut Langerfors dan Kihlstrom (1978), bisa mencapai lebih dari 100.000 atm setara dengan 101.500 kg/cm² atau 9.850 MPa (» 10.000 MPa). Sedangkan energi per satuan waktu yang ditimbulkan sekitar 25.000 MW atau 5.950.000 kcal/s. Perlu difahami bahwa energi yang sedemikian besar itu bukan merefleksikan jumlah energi yang memang tersimpan di dalam bahan peledak begitu besar, namun kondisi ini terjadi akibat reaksi peledakan yang sangat cepat, yaitu berkisar antara 2500 – 7500 meter per second (m/s). Oleh sebab itu kekuatan energi tersebut hanya terjadi beberapa detik saja yang lambat laun berkurang seiring dengan perkembangan keruntuhan batuan.
Reaksi dan produk peledakan
Peledakan akan memberikan hasil yang berbeda dari yang diharapkan karena tergantung pada kondisi eksternal saat pekerjaan tersebut dilakukan yang mempengaruhi kualitas bahan kimia pembentuk bahan peledak tersebut. Panas merupakan awal terjadinya proses dekomposisi bahan kimia pembentuk bahan peledak yang menimbulkan pembakaran, dilanjutkan dengan deflragrasi dan terakhir detonasi. Proses dekomposisi bahan peledak diuraikan sebagai berikut:
  1. Pembakaran adalah reaksi permukaan yang eksotermis dan dijaga keberlangsungannya oleh panas yang dihasilkan dari reaksi itu sendiri dan produknya berupa pelepasan gas-gas. Reaksi pembakaran memerlukan unsur oksigen (O2) baik yang terdapat di alam bebas maupun dari ikatan molekuler bahan atau material yang terbakar. Untuk menghentikan kebakaran cukup dengan mengisolasi material yang terbakar dari oksigen. Contoh reaksi minyak disel (diesel oil) yang terbakar sebagai berikut:

    CH3(CH2)10CH3 + 18½ O2 ® 12 CO2 + 13 H2O

  2. Deflagrasi adalah proses kimia eksotermis di mana transmisi dari reaksi dekomposisi didasarkan pada konduktivitas termal (panas). Deflagrasi merupakan fenomena reaksi permukaan yang reaksinya meningkat menjadi ledakan dan menimbulkan gelombang kejut shock wave) dengan kecepatan rambat rendah, yaitu antara 300 – 1000 m/s atau lebih rendah dari kecep suara (subsonic). Contohnya pada reaksi peledakan low explosive (black powder)sebagai bagai berikut:

    + Potassium nitrat + charcoal + sulfur
    20NaNO3 + 30C + 10S ——> 6Na2CO3 + Na2SO4 + 3Na2S +14CO2 + 10CO + 10N2+ Sodium nitrat + charcoal + sulfur
    20KNO3 + 30C + 10S ——> 6K2CO3 + K2SO4 + 3K2S +14CO2 +10CO + 10N2

  3. Ledakan, menurut Berthelot, adalah ekspansi seketika yang cepat dari gas menjadi bervolume lebih besar dari sebelumnya diiringi suara keras dan efek mekanis yang merusak. Dari definisi tersebut dapat tersirat bahwa ledakan tidak melibatkan reaksi kimia, tapi kemunculannya disebabkan oleh transfer energi ke gerakan massa yang menimbulkan efek mekanis merusak disertai panas dan bunyi yang keras. Contoh ledakan antara lain balon karet ditiup terus akhirnya meledak, tangki BBM terkena panas terus menerus bisa meledak, dan lain-lain.
  4. Detonasi adalah proses kimia-fisika yang mempunyai kecepatan reaksi sangat tinggi, sehingga menghasilkan gas dan temperature sangat besar yang semuanya membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula. Kecepatan reaksi yang sangat tinggi tersebut menyebarkan tekanan panas ke seluruh zona peledakan dalam bentuk gelombang tekan kejut (shock compression wave) dan proses ini berlangsung terus menerus untuk membebaskan energi hingga berakhir dengan ekspansi hasil reaksinya. Kecepatan rambat reaksi pada proses detonasi ini berkisar antara 3000 – 7500 m/s. Contoh kecepatan reaksi ANFO sekitar 4500 m/s. Sementara itu shock compression wave mempunyai daya dorong sangat tinggi dan mampu merobek retakan yang sudah ada sebelumnya menjadi retakan yang lebih besar. Disamping itu shock wave dapat menimbulkan symphatetic detonation, oleh sebab itu peranannya sangat penting di dalam menentukan jarak aman (safety distance) antar lubang. Contoh proses detonasi terjadi pada jenis bahan peledakan antara lain
    + TNT : C7H5N3O6 ——> 1,75 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 5,25 C
    + ANFO : 3 NH4NO3 + CH2 ——> CO2 + 7 H2O + 3 N2
    + NG : C3H5N3O9 ——> 3 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 0,25 O2
    + NG + AN : 2 C3H5N3O9 + NH4NO3 ——> 6 CO2 + 7 H2O + 4 N4 + O2
Klasifikasi bahan peledak
Bahan peledak diklasifikasikan berdasarkan sumber energinya menjadi bahan peledak mekanik, kimia dan nuklir. Karena pemakaian bahan peledak dari sumber kimia lebih luas dibanding dari sumber energi lainnya, maka pengklasifikasian bahan peledak kimia lebih intensif diperkenalkan. Pertimbangan pemakaiannya antara lain, harga relatif murah, penanganan teknis lebih mudah, lebih banyak variasi waktu tunda (delay time) dan dibanding nuklir tingkat bahayanya lebih rendah. Bahan peledak permissible dalam klasifikasi di atas perlu dikoreksi karena tidak semua merupakan bahan peledak lemah. Bahan peledak permissible digunakan khusus untuk memberaikan batubara ditambang batubara bawah tanah dan jenisnya adalah blasting agent yang tergolong bahan peledak kuat.
Sampai saat ini terdapat berbagai cara pengklasifikasian bahan peledak kimia, namun pada umumnya kecepatan reaksi merupakan dasar pengklasifikasian tersebut.

Peledakan Tanbang Bawah Tanah

Tujuan Peledakan Tanbang Bawah Tanah

  • Meledakan batuan untuk mendapatkan ruang yang berfungsi sebagai jalan masuk, gudang, terowongan pipa, dan lain-lain.
  • Untuk membongkar / mengambil material (dalam kegiatan penambangan).

Hal yang paling penting dalam kegiatan tambangbaeah tanah adalah membuat lubang-lubang buatan (terowongan). Umumnya terowongan dibuat dengan arah mendatar, vertical dean miring.

Peledakan Tambang Bawah Tanah

Tahapan –tahapan pembuatan terowongan :

–          Pemboran
–          Pengisianlubang ledak
–          Pembersihan atap
–          Pemuatan dan pengangkutan
–          Persiapan kegiatan selanjutnya
Dalam melakukan kegiatan pemboran, hal yang perlu diperhatiakn adalah lubang ledak harus di bor pada tempat yang telah di tentukan dengan kemiringan yang tepat.

Dasar Peledakan Tanbang Bawah Tanah

Perbedaan yang paling mendasar antara peledakan terowongan dengan peledakan jenjang adalah dalam peledakan terowongan,  dilakukan peledakan kearah 1 bidang bebas. Sedangakan pada peledakan jenjang dilakukan kearah 2 atau lebih bidang bebas. Selai itu ruangan untuk melalukan peledakan ddi  bawah tanah sangat terbatas, sehingga batuan lebih sukar di ledakan dan perlu dibuat bidang bebas kedua yang merupakan arah peledakaan selanjutnya.
Bidang bebas kedua diperoleh dengan membuat cut pada permukaan terowongan. Cut  ini berfungsi sebagai bidang bebas pada peledakan berikutnya, yang kemudian akan diperbesar dengan dua atau lebih susunan lubang tembak peledakan.
Peladakan yang terakhir adalah peledakan lubang “Tummer” (roof holes, wall holes, and floor holes) yang akan menentukan bentuk dari terowongan.
Efisiensi  peledakan dalam terowongan sangat tergantung pada suksesnya peledakan  “cut”. “Cut” itu ssendiri dapat dibuat dalam beberapa jenis pada lubang tembak,  dan penanamannya disesuaikan dengan jenis “Cut” yang dibentuk.
Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe “Cut”, anatara lain ;

  • Kondisi batuan yang akan ditembus
  • Bentuk dan ukuran terowongan
  • Kemajuan yang di targetkan, yaitu besarnya kemajuan setiap sisi peledakan yang ditentukan oleh kedalaman “Cut”.

Pola Lubang Tembak

  1. Drag Cut

Tipe ini biasa digunakan pada batuan dengan struktur perlapisan, misalnya batuan serpih. Lubang “Cut” dibuat menyudut terhadap bidang perlapisan pada bidang tegak lurus, sehingga batuan akan terbongkar menurut bidang perlapisan. Tipe “Cut” seperti ini cocok untuk terowongan berukuran kecil (lebar  1,5 – 2 m) dimana kemajuan yang besar tidak terlalu penting.

  1. Fan Cut

Pola ini cocok digunakan pada struktur batuan berlapis – lapis dan sudah jarang digunakan.
Pada tipe “Fan Cut” lubang tembak dibuat menyudut dan berada pada bidang mendatar. Stelah Cut diledakan maka batuan yang ada  diantara dua garis lubang “Cut” akan terbongkar.
Selanjutnya lubang-lubang ‘easer’ dan ‘Trimmer’ akan memperbesar bukaan ‘cut’ samapai pada bentuk geometri pada terowongan.

  1. V-Cut

Sering dipakai dalam peledakan pada terowongan. Lubang tembak pada pola ini diatur sedemikian rupa sehingga tiap dua lubang membentuk ‘V’. Sebuah ‘Cut’ dapat terdiri dari dua atau tiga pasang ‘V’, masing-masing pada posisi horizontal. Lubang – lubang tembak pada ‘Cut’ biasanya dibuat membentuk sudut 600 terhadap permukaan terowongan. Dengan demikian, panjang kemajuan tergantung pada lebar  dari terowongan, karena panjang batang bor terbatas pada lebar tersebut. Satu atau dua lubang tembak yang lebih pendek (burster) dapat dibuat di tengah ‘Cut’ untuk memperbaiki hasil pragmentasi.

  1. Pyramid Cut

Terdiri dari 4 buah lubang tembak yang saling bertemu  pada 1 titik di tengah terowongan. Untuk batuan yang keras, banyaknya lubang ‘Cut’ dapat ditambah menjadi 6 buah.

  1. Burn Cut

Berbeda dengan pola – pola ‘Cut’ sebelumnya, dimana lubang ‘Cut’ membentuk sudut satu sama lain dan tegak lurus dengan permukaan terowongan.
Pada pola Burn Cut, ada beberapa lubang cut yang tidak di isi dengan bahan peledak yang berfungsi sebagai bidang bebas terhadap lubang cut yang terisi. Lubang kosong dapat dibuat lebih dari satu dengan ukuran yang lebih besar dari pada lubang cut yang terisi.

  1. Large Hole Cut

Metode ini mirip dengan Burn Cut, terdiri dari satu atau lebih lubang kosong yang berdiameter besar, dikelilingi oleh lubang-lubang bor berdiameter kecil yang berisi bahan peledak.
Burden antara lubang – lubang yang terisi dengan lubang kosong relatif kecil. Selanjutnya lubang – lubang ledak diatur dalam segi empat yang mengelilingi bukaan. Jumlah segi empat dalam ‘Cut’ dibatasi oleh ketentuan batuan ‘Burden’ dalam segi empat terakhir tidak melebihi ‘Burden’ dari lubang Stoping.

Metode perhitungan

Untuk memudahkan perhitungan pola pemboraan dan Cross Section terowongan, akan lebih mudah yaitu, perhitungan ‘Cut’ dan bagian lain (Easer dan Trimmer).
Perhitungan sebaiknya menggunakan standar bahan peledak yang akan digunakan misalnya akan menggunkan Dynamite dengan Weight Strength = S = 1,0 atau 78 % dari Blasting Gelatine.

Perhitungan Cut

  • Untuk lubang parallel Lubang yang berada di dekat Burster.

V = 0,7 d
(berdasarkan bustafsor 1973, sebagai
pedoman penggunaan di lapangan )

Keterangan :
–          Menggunakan 1 lubang kosong
–          d = diameter lubang kosong
Jika menggunakan dua lubang, maka:
V = 0,7 x 2 d
Pengisian lubang perlu memilih Charge Concertration yang seimbang, mengingat segi empat I berdekatan dengan lubang besar yang kosong, untuk menghindari Plastic Deformation atau breakage.
Tabel berikut dapat digunakan sebagai patokan pengisian lubang pada “Paralel Hole Cut”

Nomor
Segi Empat
hb
(x H)
Lp
(x Lb)
ho
(x v)
1
2
3
4
0,05
0,05
0,20
0,33
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5

Keterangan :
hb      =      Tinggi Bottom Charge
H       =      Kedalaman Lubang
Lp      =      Konsentrasi muatan kolom
V       =      Burden
ho      =      Stemming

Untuk Lubang Menyudut

Tinggi Cut dan Burden V1 dan V2 dihitung dengan diagram
– Untuk semua lubang, tinggi dari bottom charge sama dengan :
hb.1/3 H
H  =  Kedalaman lubang
– Konsentrasi muatan kolom :1
Lp = 40 – 50 % dari Lb
–  Lubang kosong
Ho = 0,3 V1

sumber: http://www.ilmupertambangan.info

edit video pake ulead video studio

Ulead Video Studio merupakan salah satu software yang banyak digunakan untuk mengolah video-video di pc. Software buatan corel ini memang patut diacungkan jempol. Program ini mampu menghasilkan gambar Video yang sangat baik dan profesional. Ulead Video Studio mendukung format video seperti Avi, DV, MPGE atau DVD. Selain itu, Interface Ulead kali ini hadir lebih menarik dengan star up screen, panel-panel step, gallery dan library. Tersedia pula lebih dari 100 efek transisi, titling professional editor dan tools untuk menciptakan simple soundtrack. Ulead memberi beragam fasilitas lain diantaranya: capture, burning tanpa bantuan software lain, output video file (web page, electronic greeting card, dan movie screen saver)
 
Ada berbagai versi yang telah dirilis sampai sekarang, salah satunya Ulead Video Studio 11 Plus yang bisa di download di link berikut:

Download : Program Ulead Video Studio 11 Plus

Download : Keygen Ulead Video Studio 11 Plus

Ada tiga menu pada menu pada tampilan awal :

  • VideoStudio Editor untuk edit video secara bebas dan mandiri, 
  • Movie Wizard bila ingin melakukan proses pembakaran langsung dari DV cam ke DVD tanpa proses editing yang rumit, dan 
  • DV-to-DVDWizard bila ingin melakukan capture langsung dari DV atau DVD camcoder dan menyimpan hasilnya untuk proses pengeditan lebih lanjut.

    kita bisa mematikan tampilan ini dengan mencheklist pilihan di sudut kiri bawah. Ada pula pilihan untuk bekerja di tampilan 6:9 (wide screen). jika lebih senang pada format 4:3 maka tidak perlu di checklist. Beberapa video hasil kreasi iseng saya bersama kawan kawan bisa dilihat di gallery video blog ini. 
    Bagi pembaca yang kesulitan, PDF tutorial ulead video studio bisa di download melalui link berikut, 

          DOWNLOAD TUTORIAL

    semoga bermanfaat dan selamat berkarya. 🙂

    MELAKSANAKAN PEKERJAAN DASAR ENGINE

    Deskripsi:
    Modul Melaksanakan Pekerjaan Dasar Engine ini membahas tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat Melaksanakan Pekerjaan Dasar Engine secara efektif, efisien dan aman.
    Cakupan materi yang dipelajari dalam modul ini meliputi :
    • (a)Pemahaman prinsip dan cara kerja motor bensin 2 tak maupun 4 tak,
    • (b) Pemahaman prinsip kerja dari motor diesel 4 tak,
    • (c) Pemahaman prinsip kerja system pendinginan,
    • (d) Pemahaman prinsip kerja system pelumasan,
    • (e) Pemahaman prinsip kerja system bahan bakar,
    • (f) Pemahaman proses perhitungan daya motor,
    • (g) Pemahaman konstruksi dan fungsi bagian utama Engine,
    • (h) Pemahaman prosedur membongkar dan memasang bagian-bagian utama Engine, dan
    • (i) Pemahaman cara pembersihan (sebelum pemasangan) Engine dengan Glass Bead.

    MELAKSANAKAN PEKERJAAN DASAR POWER TRAIN

    • Kegiatan Belajar 1 : Mengidentifikasi Main Clutch Assy
    • Kegiatan Belajar 2 : Mengidentifikasi Direct/Over Drive
      Transmission Assy
    • Kegiatan Belajar 3 : Mengidentifikasi torque converter assy
    • Kegiatan Belajar 4 : Mengidentifikasi Power Shift Transmission
      Assy
    • Kegiatan Belajar 5 : Mengidentifikasi Transfer Case assy
    • Kegiatan Belajar 6 : Mengidentifikasi Shifter
    • Kegiatan Belajar 7 : Mengidentifikasi Axle dan Suspension
    • Kegiatan Belajar 8 : Mengidentifikasi Final Drive
    • Kegiatan Belajar 9 : Mengidentifikasi Steering Clutch/Brake
    • Kegiatan Belajar 10 : Mengidentikasi Air Brake System
    • Kegiatan Belajar 11 : Mengidentifikasi Engine Brake

     link download

      Mengukur pemakaian daya listrik realtime di rumah

      Mau tau berapa pemakaian daya listrik realtime di rumah kita?
      cara yang tepat bukan memperkirakan pemakaian dengan menghitung daya yang tertulis pada peralatan listrik di rumah tapi dengan menggunakan watt meter. Sec umum drumah kita tdk ada tuh watt meter, jadi satu2nya cara mudahnya adl dengan menghitungnya melalui kWh meter yang lazim terpasang dirumah kita.
      tahu kan yg namanya kWh meter? biasanya disebut meteran listrik yang kayak gini

      bagian2 nya:

      1. kWh (kilo Watt jam) terukur
      2. piringan/cakram kWh meter
      3. segel PLN
      4. name plate
      5. cover MCB
      6. MCB

      alat lain yang perlu disiapin:

      • stopwach (pake hp jg boleh)
      • kalkulator (di hp juga biasanya dah ada menu kalkulator)

      prinsipnya, makin banyak daya aktif (watt) yang terpakai, putaran piringan / cakram kwh meter makin cepat. Kecepatan putaran piringan kWh meter inilah yang kita hitung berapa waktunya dengan stopwatch. gunakan tanda warna hitam di piringan sbagai patokan.
      misal kita dapetin untuk 3x putaran waktunya 43,52 detik.

      Selanjutnya kita lihat di name plate KWH meter, disana akan ditemukan banyak spesifikasi dari meteran listrik tersebut. Lihat berapa konstanta KWH meter yang satuannya PUTARAN/KWH atau PUT/KWH. Konstanta yang umum ada yang 900 put/KWH, 1250 put/KWH, 720 put/KWH dan 600 put/KWH. Misalnya konstanta 900 Put/KWH artinya untuk menghasilkan angka 1 KWH di stand meter piringan KWH harus berputar sebanyak 900 kali.
      nah kal gitu besarnya WATT yang kita pakai berati =
      WATT = (3600 x Jumlah Putaran) / (Konstanta x Waktu n Putaran) x 1000
      WATT = (3600 x 3)/(900 x 43,52) x 1000
      WATT = 0,275 x 1000
      WATT = 275 Watt

      So,,, pada saat pengukuran tadi kita sedang menggunakan daya listrik sebanyak 275 Watt.

      semoga bermanfaat.

      DiskPart Syntax (Windows 7)

      Disk Administration, Partition a disk. This page documents the
      Windows 7/2008 version of Diskpart, an earlier version of Diskpart is
      supplied in the 2003 Resource kit with a reduced set of options.

      
      
      Syntax
            DISKPART
      
      Commands you may then issue at the DISKPART prompt:
      
       LIST Disk
       LIST Partition
       LIST Volume
      
       SELECT Disk=n
       SELECT Partition=n
       SELECT Volume=n_or_d  (Number or Drive Letter)
      
       DETAIL Disk
       DETAIL Partition
       DETAIL volume
      
       ACTIVE  (set the current in-focus partition to be the system partition)
       ASSIGN         (allocate the next free drive letter)
       ASSIGN LETTER=E   (Choose a free letter)
       ATTRIBUTES DISK [{set | clear}] [readonly] [noerr]
       ATTRIBUTES VOLUME [{set | clear}] [{hidden | readonly | nodefaultdriveletter | shadowcopy}] [noerr]
       AUTOMOUNT [enable] [disable] [scrub] [noerr]
       FILESYSTEMS     (Use 'Select Volume' first)
       HELP
       INACTIVE   (mark a system/boot partition as inactive [don’t boot], use 'Select Partition' first)
       OFFLINE disk [noerr] (Take the current disc offline, use 'Select Disk' first)
       ONLINE {disk|volume} [noerr]
       REM  (remark/comment)
       REMOVE letter=E [dismount] [noerr]  (Remove drive letter E from the in-focus partition)
       REMOVE mount=path [dismount] [noerr]  (Remove mount point from the in-focus partition)
       REMOVE /ALL [dismount] [noerr]    (Remove ALL current drive letters and mount points)
       RESCAN     (Locate new disks that have been added to the computer)
       SHRINK [desired=n] [minimum=n] [nowait] [noerr]  (Reduce the size of the in-focus volume)
       SHRINK querymax [noerr]
       EXIT
       UNIQUEID disk [id={dword | GUID}] [noerr]   (Display or set the GUID partition table identifier
                                                    or MBR signature for the disk with focus)
      
      Commands to Manage Basic Disks:
      
       ASSIGN MOUNT=path  (Choose a mount point path for the volume)
      
       CREATE PARTITION Primary Size=50000  (50 GB)
       CREATE PARTITION Extended Size=25000
       CREATE PARTITION logical Size=25000
       DELETE Partition
       EXTEND Size=10000
       GPT attributes=n   (assign GUID Partition Table attributes)
       SET id=byte|GUID [override] [noerr]   (Change the partition type)
      
      Commands to Manage Dynamic Disks:
      
       ADD disk=n   (Add a mirror to the in-focus SIMPLE volume on the specified disk
                     see 'Diskpart Help' for more.)
       BREAK disk=n  (Break the current in-focus mirror)
       CREATE VOLUME Simple Size=n Disk=n
       CREATE VOLUME Stripe Size=n Disk=n,n,...
       CREATE VOLUME Raid Size=n Disk=n,n,...
       DELETE DISK
       DELETE PARTITION
       DELETE VOLUME
       EXTEND Disk=n [Size=n]
       EXTEND Filesystem [noerr]
       IMPORT [noerr]   (Import a foreign disk group, use 'Select Disc' first)
       RECOVER [noerr]  (Refresh disc pack state, attempt recovery on an invalid pack,
                         & resynchronize stale plex/parity data.)
       REPAIR disk=n [align=n] [noerr]  (Repair the RAID-5 volume with focus, replace with the specified dynamic disk)
       RETAIN   (Prepare an existing dynamic simple volume to be used as a boot or system volume)
      
      Commands to Convert Disks
      
       CONVERT basic
       CONVERT dynamic
       CONVERT gpt
       CONVERT mbr
       CLEAN [ALL]   (remove all partition and volume info from the hard drive)
       FORMAT [{fs=ntfs|fat|fat32] [revision=x.xx] | recommended}]
                 [label="label"] [unit=n] [quick] [compress]
                    [override] [nowait] [noerr]
      

      The diskpart commands may be placed in a text file (one command per line) and
      used as an input file to diskpart.exe:

      DiskPart.exe < myscript.txt 
      
      Example:
      
      SELECT DISK=0
      CREATE PARTITION PRIMARY
      ASSIGN LETTER=E
      SELECT PARTITION=1
      FORMAT FS=NTFS LABEL="New Volume" QUICK
      EXIT

      noerr – This option is for scripting
      only. With noerr set, when an error is encountered, DiskPart will
      continue to process commands as if the error did not occur. Without this
      parameter, an error causes DiskPart to exit with an error code.
      When selecting a volume or partition, you may use either the number or drive letter or the mount point path.
      The Windows Recovery Console,
      includes a simplified DISKPART command. It only provides functionality
      for adding and deleting partitions, but not for setting an active
      partition.
      Always back up the hard disk before running diskpart.

      semoga bermanfaat, misalnya untuk memanage partisi hd, membuat flasdisk bootable windows 7 dll.

      source: ss64.com

      1 2 3 4