Goa Pindul terletak di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul.

pose bersama di depan base camp
(kunjungan #1 Minggu, 11-9-11bersama teman2 serufo)
pose bersama di depan base camp
(kunjungan #2 Minggu, 11-9-11bersama teman2 elko)

Selama perjalanan menuju goa pindul, kami disuguhi pemandangan pedesaan yang asri. Sayangnya, untuk menuju ke lokasi Goa Pindul mau tidak mau harus melewati jalanan aspal yang rusak. Sepertinya pemerintah setempat kurang serius untuk mengelola pariwisata di daerahnya sendiri, padahal daerah Gunungkidul masih banyak potensi pariwisata yang masih terpendam.Goa Pindul merupakan wisata cave tubbing yang baru dibuka pada awal tahun 2011. Ada beberapa paket wisata yang ditawarkan diantaranya cave tubbing goa pindul, rafting sungai oyo, dan caving goa gelatik.

galeri foto dipajang pada dinding base camp cukup bermanfaat
bagi pengunjung untuk memilih paket wisata.
Paket wisata cave tubbing goa pindul pada saat kunjungan kami yang pertama dikenakan tarif IDR 35rb per orang. fasilitas yang didapatkan yaitu Pemandu, angkutan (mobil pickup) untuk menuju pintu start goa, Peralatan masuk goa (jaket pelampung, sepatu, ban karet, lampu), Bakso/mie ayam dan teh rosella (buatan desa setempat, rasanya manis dan asem). Berbeda dengan kunjungan kami yang kedua pada 13-11-2011 tarif untuk wisata cave tubing ini hanya IDR 25rb per orang.

Sebelum perjalanan dilakukan, peserta dikumpulkan untuk diberi pengaraan dan doa bersama. Satu persatu peserta diturunkan ke air, duduk nyaman di atas ban karet dan bergandengan tangan agar jangan sampai ada yang tertinggal saat menyusuri kegelapan di dalam goa.

Selama menyusuri goa, salah seorang pemandu menjelaskan bagian-bagian dari Goa Pindul sementara yang lainnya membantu mendorong ban karet peserta yang kesulitan mengarahkan bannya.


Goa Pindul dengan panjang sekitar 300 meter ini dibagi 3 zona yaitu zona terang, zona remang, dan zona gelap abadi. Di dalam zona gelap abadi terdapat Stalagmit terbesar yang diameter dan panjangnya puluhan meter disebut sebagai saka guru. Satalagtit lainnya antara lain stalagtit yang berbentuk seperti lingga. Menurut pemandu untuk kaum pria yang bisa memegang dapat lebih perkasa sedangkan untuk putri ada Air Mutiara merupakan air yang berwarna seperti mutiara yang menetes dari dinding stalaktit mutiara yang diperkirakan berusia limapuluh tahun. Konon, untuk wanita diharapkan dapat cuci muka dengan tetesan airnya agar awet muda dan tambah cantik (maaf foto tidak kami tampilkan biar penasaran ^_^ ). Ada pula stalagtit yang bentuknya seperti candi yang terbalik, menurut pemandu stalagtit tersebut merupakan stalagtit purba. Peserta juga disuguhi keindahan batu kristal di dalam goa yang berkilau kilau saat terkena cahaya. Pemandu menjelaskan bahwa zaman dulu pernah digunakan untuk pertapaan. di tempat tersebut pernah ditemukan peninggalan berupa arca. Kemudian di sebuah lekukan goa juga pernah digunakan untuk bersemedi oleh orang yang beragama Buddha beberapa tahun yang lalu sebelum objek wisata ini dibuka.

Kegelapan semakin pekat namun berangsur-angsur terlihat cahaya diujung jalan ketika melewati sebuah belokan. Akhirnya kami memasuki zona terakhir yaitu zona terang yang berupa goa vertikal (luweng) di dekat pintu keluar goa. Bagi peserta yang bisa berenang dipersilakan loncat dari atas tebing goa namun tetap menggunakan jaket pelampung.

Seusai membersihkan diri dan menikmati bakso serta teh yang merupakan fasilitas paket wisata, kami melanjutkan kegiatan hunting untuk mendapatkan potret menarik di alam pedesaan sekitar lokasi wisata.